Saya bukan pecinta drama Korea tapi untuk Korean Blockbuster di Net TV saya sering mengikut karna ceritanya memang bagus. Tidak hanya tentang percintaan daja tapi jg terkadang peperangan. Kmrn malam adalah film Korea terbagus dari film Korea yang selama ini saya tonton. Dari judulnya Project Makeover saya mencoba menebak-nebak mungkin ini nanti ceritanya tentang gadis Korea yang melakukan operasi platik ternyata salah besar. Ini adalan tentang seorang wanita 30 tahun yang merasa hidupnya begitu-begitu saja dan permulaan penderitaannya adalah ketika kisah asmaranya gagal dengan lelaki yang sangat dia kagumi.
Pertama kali merasa amat sangat sangat tersentuh dgn film dan buat saya menjadi lebih sayang kepada ibu.
Tidak bisa dibayangkan dan memang saya tdk mau membayangkan kalau suatu hari nanti tidak ada sosok ibu dihidup saya.
Saya memang tdk terlalu dekat dgn ibu bahkan bisa dibilang tdk pernah dkt secara fisik tp lbh seringnya secara emosional wlpn seringnya saya merasa banyak ketidakcocokan dgn ibu.
Beberapa bulan yg lalu sblm brgkat ke ranukumbolo sempat ada perdebatan dgn ibu. Ibu tdk setuju saya brgkat sementara saya ttp keukeh ingin brgkat.
Di tlpn saya tumpahkan semua kepada ibu bahwa kami tdk pernah ada kontak yg intens dan ckp dkt seperti ibu dgn anak perempuannya.
Tdk bisa disalahkan ibu sepenuhnya kalau memang saya menjadi kaku seperti ini kepada beliau. Seringnya saya marah2 kepada beliau, tdk nurut pdhal secara jelas sudah tampak urat2 capeknya beliau dlm mengurus saya selama ini tp saya ttp saya tdk bisa mengerti.
Sebenarnya saya lbh beruntung daripada teman saya yg sdh dahulu ditinggalkan oleh ibu mereka. Saya sangat susah untuk mengucapkan, memberitahukan kepada ibu betapa saya mencintainya. Betapa hidup saya tdk akan seindah ini kalau sdh tdk ada beliau.
Ibu senyummu selalu yang kunanti tiap pagi walaupun tak pernah sekalipun anakmu ini mengatakannya. Ibu saya adalah ibu terbaik di dunia ini. Beliau kerja keras demi anak-anaknya. Selalu sabar saat dijajah kepala keluarga. Hidup memang tak selamanya indah tapi ibu akan tetap selalu indah. Mungkin karna beliau terlalu sibuk dengan pekerjaan di pabrik dan di rumah jadi saya merasa tidak ada kedekatan secara fisik dan emosional dengan ibu.
Film ini mengajarkan kepada saya betapa amat sangat beruntungnya saya bisa melihat, menyentuh langsung sosok ibu. Memang semua terasa ada kalau sudah hilang dan saya tidak mau merasakan itu. Di film ini pemeran utamanya Na Jung-Ju merasa amat senang sekali bisa kembali ke masa sekolah dimana masih ada ibunya. Ibunya menderita sakit ( saya lupa istilahnya apa ) yang apabila melahirkan maka bisa membuat si ibu meninggal. Na Jung-Ju berusaha meyakinkan ibunya untuk tidak melahirkan tapi ibunya bersikeras untuk melahirkan. Begitulah kisah cinta ibu terhadap anak walaupun taruhan nyawa tetap dilakukan demi kelahiran sang anak.
Saya bukan penulis yang baik jadi mungkin ini saja yang bisa saya tulis :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar